Dikisahkan dari beberapa kepercayaan ada seekor induk burung Rajawali/Elang, membuat sarang diatas pohon yg sangat tinggi sekali di Gunung Bondang, yang ingin bertelur. karna Sang Rajawali tidak ingin anaknya terbang jauh dari sarangnya maka ia ingin mencari sesuatu yang dapat menahan anak-anaknya kelak agar tidak terbang jauh apalagi sampai tidak pulang.
Maka ia mencari-cari, terbang berputar kesana kemari menyusuri sungai, setelah beberapa lama terbang. Tampaklah akhirnya dari ketinggian, sesuatu berbentuk cacing (buluh perindu) berada diatas air sungai yang anehnya seolah hidup berenang melawan arus sungai yg deras. Terfikir sesuatu yang dapat dimanfaatkannya untuk hal yang dia cari, maka turunlah sang burung dan mengambil benda tersebut dan menaruhnya disarang.
Ketika anaknya sudah menetas, pergilah sang induk mencari makan dengan tenang karena ia sangat meyakini, anak-anaknya akan terjaga dari pengaruh gaib si Bulu Perindu yg ada pada sarangnya tersebut. Dengan bulu perindu tersebut, anak-anaknya menjadi betah dan tidak nakal untuk meloncat kesana kemari.
Sampai saatnya anak-anak burung dewasa. Mulailah berlatih untuk terbang, namun si anak burung jadi lupa untuk segera pulang.
Namun Sang induk burung sudah begitu yakin. Cukup dengan memegang Bulu Perindu pd sarang tersebut, kemudian ia membaca mantera berupa siulan dan jeritan tajam, maka dipastikan semua anak-anaknya yg pergi terbang jauh, semuanya terpanggil dan tidak ada yg bisa melawan, semuanya datang kembali..
Buluh perindu memiliki panjang kurang lebih 5-10 sentimeter dan memiliki diameter kurang dari 1 milimeter. Warna dari buluh perindu ini adalah coklat kehitam-hitaman dg bentuk dasar sama dengan bulu / rambut, yaitu pada ujungnya lebih kecil jika dibandingkan dengan batannya. Ia memiliki sifat yg keras dan mudah patah manakala ia berada dalam keadaan kering, tetapi akan menjadi lunak dalam kondisi basah.
Fungsi dari bulu perindu tsb adalah memiliki beberapa kegunaan dalam bidang mistik. Pada umumnya kekuatan/aura yang timbul dari bulu tersebut adalah berwarna putih kehijau-hijauan. Ini berarti kekuatan terbesarnya adalah sebagai pemikat, maka dapat juga digunakan untuk keperluan lainnya adalah sebagai media pelaris dalam berdagang, maka ditaruhlah bulu perindu pada etalase atau tempat penyimpanan uang, dipercaya dg ditaruhnya bulu perindu tsb, maka para penjualan akan berjalan lebih lancar.
Buluh Perindu memilki pasangan berupa "BAMBU PERINDU/BAMBU TEMU" (bukan bambu pethuk). Bambu ini adalah jika batannya dibelah menjadi 2 dan kemudian keduannya ditempatkan pada sungai yang mengalir dgn bersebrangan, maka yg terjadi adalah keduanya akan menyatu.
Kedua belahan bambu akan bergerak perlahan dan kemudian menyatu kembali. Belahan bambu tsb memang masih ada bekasnya karena menyatunya kedua belah bambu ini hanya bersifat menempel saja. Ini adalah pengujian keaslian dengan bantuan alam dan biasanya dilakukan pada bambu perindu.
Jenis Bulu Perindu
- bulu perindu bentuknya seperti akar kecil/cacing kecil biasa dipakai oleh suku dayak kalimantan dan banten. rupanya seperti ijuk sapu kaku, dan uniknya buluh perindu itu bisa berputar sendiri, semakin kuat energi yang megang semakin kuat dia berputarnya.
- ada lagi buluh perindu yg bentuknya seperti bambu kecil halus, biasa disebut juga bambu gila, karena diasalnya di rumpun bambu, tanpa ada anginpun biasanya bambu kecil ini suka bergerak2 sendiri secara liar dan ini banyak dipakai oleh suku melayu, biasanya untuk menyanyi.
- ada lagi semacam tali serat yg terdapat di dalam batang bambu besar bentuknya seperti senar gitar memanjang, biasa dipakai utk pelaris.
- dan ada pula serumpun bambu mini buluh perindu yg tumbuh di batu besar yg oleh salah satu suku dayak dinamakan ia Buronq Buta/bambu buta yg ini untuk pelet.
- ada pula sepasang bulu perindu yg berwarna keemasan dan ini langka. ini untuk penampilan dan juga pelet.
- ada lagi bulu perindu langka, karena seperti dempet atau bercabang dua atau kembar dari intinya yg berbentuk seperti beras yg ini kuat
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar