Kesialan terjadi karena adanya hijab atau dinding yang menyelimuti hati manusia Hati yang terdindingi menyebabkan pancaran aura gaibnya tertahan. Dan karena dinding itu pula, potensi alamiah yang ada dalam jiwa manusia itu kurang atau bahkan tidak berfungsi.
Agar hati selalu memancarkan nur atau cahaya yang mengantarkan manusia pada posisi yang baik dan selalu beruntung, dapat diupayakan dengan segala aktivitas yang
bertujuan untuk membersihkan hati. Diantara cara itu adalah laku prihatin,semissebagaimana sudah dijelaskan pada bab diatas. Namun ada juga ajaran para leluhur untuk menggugah (membangunkan) hati melalui “mantra” sebagai berikut:
Bismillahir rahmaanir rahiim
Ati–ati siro tangi
Amoco layang puspo kati
Sanyang surya sanyang sasi
Byar padhang badan jasmani
Padang saking kersaning Allah
La ilaha illallah Muhammadar rasulullah.
Doa ini dibaca pagi hari di depan rumah sembari menanti terbitnya matahari dan
sore hari sambil menanti datangnya waktu mahrib. Dan orang-orang tua zaman dulu yang
mengamalkan Doa Padhang Ati ini mengawalinya dengan puasa mutih selama 7 hari.
Mutih adalah tidak makan makanan yang berasal dari mahluk bernyawa/binatang.
Dengan mendahuluinya dengan laku prihatin, sama halnya dengan mempersiapkan
dan memebersihkan wadah atau tempat, dengan harapan isi yang akan masuk itu menjadi
lebih bersih.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar